Oleh: Prof. Dr. Dra Hj. Binti Maunah, M.Pd.I*
Bulan Ramadhan menjadi momentum yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Para ulama menyebut bahwa bulan Ramadhan sebagai syahrut tarbiyah, karena begitu banyak hikmah nilai-nilai pendidikan yang dikandungnya.
Allah SWT berfirman di dalam al-Qur’an surat Tahrim ayat 6 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Ali bin Abi Thalib memakmai “peliharalah dirimu dan keluargamu” yaitu “didiklah mereka dan ajarkan ilmu kepada mereka (addibhum wa ‘allimhum)”.
Di bulan syahrut tarbiyah ini, tentu menjadi momentum yang sangat baik dalam mendidik diri dan keluarga, sebagaimana amanah dari surat Tahrim ayat 6 agar kita dan keluarga terhindar dari api neraka. Di bulan Ramadhan ini, kita harus bisa mendidik diri kita untuk berprilaku sabar, yaitu bersabar dalam mengerjakan ketaatan dan bersabar dalam menahan makan dan minum, serta bersabar dalam menaham hawa nafsu.
Selain itu, kita mendidik lisan kita untuk mengendalikan lisan. Terdapat hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah dan Hakim, bahwa Rasulullah bersabda, “puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Puasa membuat orang menahan diri dari perkataan sia-sia dan kotor. Apabila ada seseorang mencelamu atau berbuat usil, katakanlah padanya, ”Aku sedang puasa”. Dengan demikian, apabila kita tidak dapat mengendalikan lisan kita saat berpuasa, puasa kita akan sia-sia.
Bulan Ramadhan ini tidak hanya mendidik diri kita, tetapi juga mendidik keluarga kita dalam keharnomisan keluarga. Jika selama ini hubungan keluarga tidak harmonis atau kurang terbuka satu sama lain, maka di bulan Ramadhan menjadi momen tepat untuk mengembalikan keharmonisan keluarga, salah satunya yaitu momen berbuka puasa. Momen ini memberikan kesempatan kita untuk berbicara terbuka kepada keluarga. Saat menikmati hidangan buka puasa, kita bisa mulai sharing seputar hal-hal yang selama ini tidak pernah kita ungkapkan kepada keluarga.
Kemudian, di bulan Ramadhan ini juga, kita dapat mengajarkan kebaikan dalam keluarga, dimana bulan Ramadhan menjadi momen yang terbaik bagi keluarga untuk berkumpul, lebih-lebih bagi keluarga yang mempunyai kesibukan yang sangat padat. Dengan demikian, momen ini harus dimaksimalkan untuk mengajarkan kebaikan dalam keluarga. terdapat hadis yang diriwayatkan Muslim, “setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah SWT berfirman (yang artinya) “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku”. Dengan demikian, jika kita dapat mendidik diri dan keluarga di bulan Ramadhan sebagai syahrut tarbiyah, maka kita dan keluarga akan terhidar dari api neraka. Wallahu‘alam bishawab
*Prof. Dr. Dra Hj. Binti Maunah, M.Pd.I ( Pengasuh Pondok Pesantren Ulul Albab Balirejo dan Guru Besar bidang sosiologi pendidikan)