Pondok Pesantren Ulul Albab Balirejo Yogyakarta gelar upacara peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia yang Ke-77 pada hari Rabu, 17 Agustus 2022 di Lapangan tenis dokter Gunawan Muja muju, Kecamatan Umbulharjo kota Yogyakarta dengan penuh hikmat.
Para santri tampak antusis sekali dalam mengikuti upacara tersebut. Terlihat, santriwan memakai baju putih, bersarung dan berpeci, sedangkan santri putri memakai baju dan kerudung putih dengan bawahan sarung jarik.
Adapun yang menjadi Pembina upacara sekaligus inspektur upacara yaitu Dr. KH. Ahmad Yubaidi, S.H., S.Pd., M.H. selaku pengasuh pondok pesantren Ulul Albab Balierojo. Sekitar 15 menit, Abah memberikan amanat dihadapan santriwan dan santriwati pondok pesantren Ulul Albab Balirejo Yogyakarta.
Abah menyampaikan bahwa kita semua harus mengucapkan syukur karena dapat melaksanakan upacara setelah tidak bisa melakukan upacara dikarenakan ancaman pandemi covid-19 dua tahun belakangan. Kegiatan berkumpul dimuka umum tidak diperbolehkan. Pada kesempatan itu juga, abah mengajak kepada para peserta upacara untuk mengirimkan bacaan ummul kitab untuk para pahlawan yang meninggal dunia karena pandemi covid-19 dan juga untuk pahlawan proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945.
Selain itu, abah juga mengingatkan kepada santri untuk melaksanakan upacara dan dapat mengambil hikmah dari pejuang kemerdekaan. Kemerdekaan bukan tujuan akhir. Sekarang, kita semua dapat mewarisi kemerdekaan yang sudah susah payah diperjuangkan oleh para pahlawan, yaitu sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yakni 3M dan I, Melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan Memajukan kesejahteraan bangsa dan Ikut menciptakan ketertiban dunia.
Pondok pesantren hadir dengan tujuan salah satunya yaitu turut memerangi kebodohan dan membebaskan diri dari kemiskinan serta menciptakan kerukunan umat beragama dari sabang sampai merauke. Abah juga berpesan bahwa semua santri harus melaksanakan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dimana sila pertama mengenai pengakuan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu Indonesia menolak paham Atheis.
Pancasila hadir sebagai dasar/falsafah, cara pandang berbangsa dan bernegara, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda tetap satu. Satu Nusa Satu BAngsa dan Satu Bahasa Indonesia. kemudian, abah juga mengingatkan pula untuk memerangi hawa nafsu, karena perang di zaman kemerdekaan ini tetap terus memerangi hawa nafsu. Nafsu amarah, nafsu sombong, nafsu serakah, nafsu sesat dari ajakan setan. Para santri harus terus mempertebal iman, melaksanakan amal sholeh, mengajak kebaikan dengan senantiasa memberi contoh diri sendiri untuk berbuat sholeh/ah dan dilakukan dengan sabar, terarah, istiqomah, jujur, terstruktur, sistematis dan massive.